首页 > 综合
Medco Kembangkan Portofolio Energi Terintegrasi, Fokus pada Gas dan Energi Bersih
发布日期:2025-05-21 07:09:29
浏览次数:292
Warta Ekonomi,quickq是干什么的 Jakarta -

PT Medco Energi Internasional Tbk terus mengukuhkan perannya sebagai perusahaan energi terintegrasi nasional dengan kiprah yang semakin kuat di panggung global. Mengawali bisnis sebagai penyedia jasa pengeboran pada 1980, Medco kini mengelola operasi energi di tujuh negara dengan portofolio meliputi minyak dan gas, pembangkit listrik, serta pertambangan tembaga dan emas.

Direktur Utama Medco Energi, Hilmi Panigoro, memaparkan bahwa transformasi besar perusahaan terjadi saat Medco mengakuisisi Tesoro, perusahaan migas asal Amerika Serikat, pada awal 1990-an. Akuisisi ini menjadi pijakan awal Medco dalam mengelola lapangan minyak secara langsung dan memperluas ekspansi internasional.

Medco Kembangkan Portofolio Energi Terintegrasi, Fokus pada Gas dan Energi Bersih

Medco Kembangkan Portofolio Energi Terintegrasi, Fokus pada Gas dan Energi Bersih

“Dulu kami hanya drilling contractor. Setelah akuisisi Tesoro, Medco menjadi operator lapangan minyak dan gas. Saat ini, kami memproduksi sekitar 180.000 BOE per hari,” ujar Hilmi dalam sesi diskusi The 49th IPA Convention & Exhibition di ICE BSD, Selasa (20/5/2025).

Medco Kembangkan Portofolio Energi Terintegrasi, Fokus pada Gas dan Energi Bersih

Baca Juga: Suksesnya Hilmi Panigoro Memimpin Medco Group, dari Geolog Muda ke Raja Energi Indonesia

Medco Kembangkan Portofolio Energi Terintegrasi, Fokus pada Gas dan Energi Bersih

Hilmi menekankan bahwa gas alam akan tetap menjadi fokus utama Medco dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan. “Gas adalah energi transisi paling rasional. Tidak seperti energi terbarukan yang fluktuatif dan bergantung pada cuaca, gas bisa digunakan sebagai beban dasar (base load) dan tetap ramah lingkungan,” ujarnya.

Namun demikian, Medco tak hanya bergantung pada minyak dan gas. Diversifikasi usaha dilakukan secara serius dengan masuk ke pembangkit listrik melalui Medco Power, yang kini sangat fokus pada energi baru terbarukan, termasuk pembangkit listrik tenaga surya (solar PV) dan panas bumi (geothermal). Selain itu, investasi strategis Medco di Amman Mineral mencerminkan visi jangka panjang menghadapi tren elektrifikasi global.

“Kami melihat permintaan terhadap tembaga akan terus meningkat karena digunakan dalam kabel, kendaraan listrik, dan proyek elektrifikasi lainnya. Tembaga adalah konduktor terbaik. Jadi investasi kami di tambang tembaga dan emas melalui Amman Mineral sangat strategis,” kata Hilmi.

Lebih jauh, ia menyoroti tantangan yang dihadapi industri migas nasional, terutama akibat terbatasnya investasi dan rendahnya penemuan cadangan besar dalam dua dekade terakhir. Namun Hilmi menegaskan bahwa Medco tetap optimistis. “Kami mengembangkan lapangan-lapangan yang sebelumnya dianggap tidak ekonomis. Contohnya Forel dan Terubuk, sekarang bisa menghasilkan 20.000 barel minyak dan 60 MMSCF gas per hari,” ujarnya.

Hilmi juga menyoroti peran perusahaan independen seperti Medco dalam menjaga ketahanan energi nasional. Menurutnya, perusahaan swasta nasional memiliki fleksibilitas dan kecepatan dalam mengambil keputusan, yang menjadi keunggulan di tengah dinamika global dan keterbatasan perbankan internasional dalam mendanai proyek energi fosil.

“Energi tidak bisa digeneralisasi. Solusi di Jerman belum tentu cocok untuk Indonesia. Kita butuh strategi energi yang sesuai konteks negara sendiri. Gas akan jadi tulang punggung transisi energi kita dalam waktu dekat,” tandas Hilmi.

Sementara itu, Direktur & Chief Administrative Officer Medco Energi, Amri Siahaan, menambahkan bahwa saat ini Medco mengelola tiga lini bisnis utama: minyak dan gas, pembangkit listrik, dan pertambangan melalui investasi di Amman Mineral. “Kami sangat fokus pada renewable power, seperti solar PV dan geothermal,” ujar Amri.

Medco kini beroperasi di tujuh negara termasuk Indonesia, Thailand, Singapura, dan Oman. Di Oman, perusahaan baru saja mengambil participating interest di Blok 60 dan Blok 48 serta mengelola lapangan Karing di bawah service contract bersama PDO.

Amman Mineral yang dikendalikan Medco telah menyelesaikan pembangunan smelter dan mulai beroperasi dengan hasil produksi tahun lalu mencapai 400.000 pound tembaga dan 803.000 ons emas. Proyek kini memasuki fase ke-8, dengan target menyelesaikan fasilitas precious metal refinerypada 2025.

Baca Juga: Prabowo Resmikan Dua Lapangan Migas Medco di Natuna, Kapasitas Minyak Capai 20.000 Barel

Di bidang keberlanjutan, Medco menargetkan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 30% dari baseline 2019. “Target interim 2025 sudah kami capai sejak awal 2024. Bahkan untuk metana (CH4), kami sudah mengurangi emisi hingga 46%,” jelas Amri.

Inisiatif lainnya termasuk pemasangan solar PV di fasilitas-fasilitas Medco, penggunaan platform tanpa awak (unmanned) berbasis teknologi ZEPOD, serta desain platform efisien yang mengurangi penggunaan logam hingga 4.500 ton. “Semua ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menjalankan strategi keberlanjutan secara nyata,” ujarnya.

Dengan pendekatan strategis, efisiensi operasional, serta komitmen kuat terhadap keberlanjutan, Medco Energi kian menunjukkan dirinya sebagai pemain penting dalam lanskap energi global—mengusung semangat nasionalisme energi sekaligus menjawab tantangan perubahan iklim dunia.

上一篇:Guru Besar Ilmu Hukum Tegas Bilang Polisi Harus Bisa Bedakan Sengketa Tanah dan Mafia Tanah
下一篇:Kemenkes Jelaskan Aturan Penyediaan Alat Kontrasepsi buat Pelajar
相关文章